Seminar Kebudayaan: Mengenal Batik Banyumasan dalam Pembukaan Acara PENA ADIKSI 2024

 

Seminar Kebudayaan yang diselenggarakan oleh Asosiasi Mahasiswa Bidikmisi dan KIP-K UIN Saizu Purwokerto. (Dok.Panitia)


Purwokerto, LPM SAKA –  Guna mengenalkan kebudayaan Banyumas, Asosiasi Mahasiswa Bidikmisi dan KIP-Kuliah (ADIKSI) UIN Saizu Purwokerto gelar Seminar Kebudayaan pada Kamis, (1/08/2024). Berlangsung di Hall Perpustakaan UIN Saizu Purwokerto, Seminar ini membawakan tema "Berkarya Untuk Prestasi, Berbudaya Menjaga Negeri".


Seminar kebudayaan dibuka dengan penampilan tarian Lengger Banyumasan serta mendatangkan pembicara dari owner Rumah Batik-R yang memberikan materi mengenai Batik Banyumasan.


Peserta seminar praktik membatik dipandu oleh pembicara. (Dok. Panitia)


Dikemas secara apik, menjadikan para peserta mengikuti seminar dengan sangat antusias. Bukan hanya tanya jawab antara pembicara dan peserta, namun terdapat praktik langsung membatik menggunakan canting.


Attabik Yusuf selaku ketua panitia mengatakan bahwa Batik Banyumas dipilih dalam materi seminar kebudayaan ini dikarenakan ingin mengenalkan bahwa Banyumas memiliki ciri khas batiknya sendiri. Selain itu, pengenalan batik dinilai lebih mudah dan simpel.


“Kalau batik, kita tidak terlalu membutuhkan tempat yang luas. Cukup bermodalkan alat dan bahan.” Ujar Yusuf.


Seminar kebudayaan ini sekaligus membuka acara Pekan Nasional Asosiasi Mahasiswa Bidikmisi dan KIP-Kuliah (PENA ADIKSI) Batch 6. Menjadi program unggulan, PENA ADIKSI telah berjalan selama enam tahun lamanya.


Rangkaian acara PENA ADIKSI selanjutnya akan dilaksanakan pada bulan Oktober mendatang secara offline. Mencangkup lomba Esai dan Cerita Inspiratif dimana pendaftaran gelombang pertama sudah dibuka sejak tanggal 25 Juli-10 Agustus 2024 dan gelombang kedua 11-31 Agustus 2024 yang diikuti oleh para penerima beasiswa bidikmisi dan KIP- K di seluruh Indonesia.


Dengan perbedaan asal daerah peserta, Yusuf berharap peserta dapat mengenalkan kebudayaan daerah masing-masing sekaligus menjaga budaya mereka agar tidak hilang terbawa arus perkembangan zaman.



Penulis: Redita Suci

Reporter: Nafisah Azzahra, Nafrotul Izza, Salsabil Alifia

Editor: Syakira Alya

Post a Comment

Apa pendapat kamu mengenai artikel ini?

Previous Post Next Post