Purwokerto, LPM Saka – Universitas Islam Negeri Prof. K. H Saifuddin Zuhri Purwokerto
kembali menggelar prosesi wisuda Sarjana ke-57, Magister ke-24 dan Doktor ke-4
pada Selasa-Rabu, (29-30/8/2023). Namun, di balik kesakralan prosesi wisuda
terdapat sejumlah problematika yang turut mewarnai acara tersebut.
Sebanyak 601
Wisudawan dilantik dalam prosesi wisuda hari pertama yang terdiri dari
Wisudawan Fakultas Tarbiyah dan Keilmuan (FTIK), Fakultas Ushuluddin, Adab, dan
Humaniora) dan Pascasarjana. Sedangkan untuk Wisudawan dari Fakultas Dakwah,
Fakultas Syariah serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dilantik pada hari
kedua.
Sementara itu, Ketua
Umum UKM Koperasi Mahasiswa (KOPMA), Muhammad Khotibul Umam menyampaikan
kendala yang dialami oleh UKM Koperasi Mahasiswa (KOPMA). Mereka mengaku stand
yang sudah mereka dirikan di antara gedung A dan B digusur oleh pihak keamanan
untuk menjadi lahan parkir.
“Kemarin kami sudah
menyiapkan banner, bendera dan barang-barang yg lain guna persiapan kegiatan
kami sebagai koperasi serta sebagai salah satu tata cara ketika mahasiswa baru
hendak bergabung ke UKM KOPMA namun ketika pagi sudah tidak ada,” terang
Umam.
Umam menambahkan
pihak UKM KOPMA telah 3 kali mengkonfirmasi kepada pihak keamanan untuk
menyediakan kembali lahan untuk stand UKM KOPMA namun tidak mendapat respon
yang serius.
“Perihal lahan
parkiran, sampe gedung UKM pun tetap menjadi tempat parkir. Tapi, kenapa kami
yang legal di kampus tidak dihiraukan. Setelah konfirmasi, pihak keamanan
menyuruh kami mencari tempat untuk stand sendiri padahal mereka yang mengerti
dan mengatur terkait tempat,” tambahnya.
Mereka mengungkapkan
kekecewaan atas sikap yang diambil oleh pihak keamanan dan mengesampingkan UKM
KOPMA sebagai bagian dari UIN Saizu Purwokerto namun mengutamakan pedagang dari
luar.
Umam juga menyaksikan
pihak keamanan secara langsung meminta uang parkir pada setiap kendaraan milik
keluarga wisudawan.
“Untuk mobil
dikenakan tarif sebesar Rp. 10.000,- setiap unitnya, dan untuk motor sendiri
kurang tau pastinya. Saya rasa hal demikian jadi budaya setiap tahunnya dan
menjadi sesuatu yang mengganjal karena ya memang itu tugas mereka,” ujar Umam.
Menanggapi hal
tersebut, Koordinator pihak keamanan, Sulistiyono mengungkapkan mengenai
regulasi yang telah ditetapkan mengenai lahan untuk berdagang adalah di depan
gedung A atau lingkungan Fakultas Tarbiyah, namun banyak pedagang yang tidak
menaati peraturan tersebut.
“Hal tersebut yang menjadikan
ketidaktertiban ini, lahan yang seharusnya jadi tempat parkir dan akses untuk
keluar-masuk pun tetap dipakai sebagai lapak jualan,” jelas Sulistiyono.
Sulistiyono
menambahkan terkait lahan untuk berdagang menjadi kewenangan Cleaning Service.
Tugas yang diampu oleh pihak keamanan hanyalah mengatur dan memastikan
kendaraan aman serta mendapat kemudahan akses untuk keluar-masuk.
Adanya uang parkir
dikonfirmasi oleh pihak keamanan, sebab dalam melaksanakan tugas, mereka merasa
kurang mampu dan meminta bantuan pada 8 satpam yang tidak bertugas pada prosesi
wisuda.
“Pihak keamanan yang
bertugas dalam prosesi wisuda hanya 5 orang dan kami merasa tidak mampu untuk
melaksanakan tugas tersebut sehingga adanya uang parkir dialokasikan untuk
satpam yang tidak bertugas hari ini,” jelas Sulistiyono.
Sementara itu, Sugi,
Pedagang dari Pasir Kidul menyampaikan terkait perizinan melakukan jualan yang
ia tekuni saat prosesi wisuda UIN Saizu Purwokerto hanya melalui Cleaning
Service kampus.
“Untuk dagang di
sini, saya izin 1x saja saat itu, lalu dikenakan biaya kebersihan. Dulu Rp.
5000,- dan sekarang Rp. 10.000,-”ujar Sugi.
Sugi menambahkan
bahwa prosesi wisuda turut membantu perekonomiannya meskipun tidak terlalu
konsisten.
Wisuda periode bulan
Agustus kembali menegaskan bahwasannya UIN Saizu Purwokerto akan terus berupaya
menekan image sebagai kampus Islam dengan ciri khas panginyongan.
Dalam mewujudkan hal demikian, perlunya menyeimbangkan ciri khas dengan
perkembangan zaman yang hadir. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Ketua Senat
UIN Saizu Purwokerto, Abdul Wachid BS.
Reporter: Nafrotul
Izza, Salsabila Alifia, Azril Elkautsar dan Ade Arifin Yusuf
Editor: Jasmine
Azzahra
Post a Comment
Apa pendapat kamu mengenai artikel ini?