Purwokerto, LPM Saka – UIN Prof KH Saifuddin Zuhri Purwokerto kembali menggelar wisuda Magister ke-23 dan Sarjana ke-56 tahun akademik 2023 pada Selasa (23/05/23) di Auditorium Universitas Islam Negeri Professor Kiai Haji Saifuddin Zuhri Purwokerto. Acara tersebut secara resmi dibuka oleh Ketua Senat Dr. H. Abdul Wachid B.S M. Hum.
Sejumlah 319 wisudawan
Sarjana dari lima fakultas dan 10 wisudawan Magister telah dikukuhkan pada
sidang terbuka senat akademik UIN Saizu.
Dalam sambutannya, Ketua Senat menyampaikan apresiasi dan selamat kepada wisudawan atas keberhasilan
studi yang telah diraih, serta mendoakan keberkahan bagi para wisudawan.
“Senat UIN Prof KH
Saifuddin Zuhri Purwokerto mengucapkan selamat dan sukses kepada wisudawan dan
wisudawati atas keberhasilan program studi yang telah diraih, dan akan
dikukuhkan baik sebagai sarjana maupun magister. Semoga ilmu yang dimiliki dapat
membawa berkah saudara-saudari khususnya bagi nusa, bangsa dan agama”. Jelas
Bersamaan dengan itu,
Ketua Senat menyampaikan beberapa point yang menjadi identitas UIN.
Menurut nya, rektor dan jajarannya sudah merealisasikan beberapa hal yang
menjadikan UIN semakin berkembang dengan karakter khas penginyongan.
Beberapa point tersebut
yakni kinerja UIN yang terus mengalami kemajuan dan berkembang serta
peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Budaya kebersamaan kerja sama
dari berbagai stakeholder serta jajaran pimpinan dan civitas akademik
UIN Saizu diiringi oleh para alumni. Di era disrupsi sekarang ini
menjadikan peran bagi calon wisudawan untuk menjadi pribadi SDM yang unggul.
Membenarkan apa yang
dikatakan Ketua Senat, Dr. H. Mohammad Roqib, M.Ag menjelaskan salah satu ke khasan
yang dimiliki UIN Saizu ialah dengan pengembangan, kajian dan budaya penginyongan.
“Saudara harus tau bahwa
diantara ke khas an yang dimiliki oleh UIN Saizu adalah kaitannya dengan
pengembangan, kajian dan budaya penginyongan”.
Mengenai hal ini, Rektor
menjelaskan terkait budaya penginyongan yang diangkat dalam lingkungan
kampus.
“Wilayah penginyongan
adalah orang-orang yang mendiami secara geografis minimal delapan Kabupaten
Kota menggunakan kata “inyong” untuk menggantikan kata “aku” di Jawa
Tengah bagian tengah timur dan Jawa Timur. Ini adalah ke khas an daerah
kita. Jangan malu dengan budayanya sendiri mari kita angkat budaya ini menjadi
budaya yang bermartabat, memiliki karakteristik istimewa”. Ungkap Mohammad
Raqib dalam amanatnya kepada para wisudawan.
Adapun peningkatan,
penguatan terhadap budaya penginyongan ini diemban oleh civitas akademik
UIN Saizu khususnya para alumni untuk bisa melestarikan budayanya.
Rektor mengajak para
wisudawan untuk menyempatkan diri datang ke perpustakaan dan dapat melestarikan
serta menjaga budaya penginyongan. Dapat dilihat bukti yang sudah di
realisasikan terdapat pada perpustakaan UIN Saizu, adanya pojok penginyongan
dan museum penginyongan.
“Paling tidak,
diakhir-akhir ini saudara masih seringkali ke UIN Saizu Purwokerto. Silahkan dipahami
dan didalami”. Pungkas Mohammad Roqib.
Wisudawan Terbaik
Wisudawan terbaik
pascasarjana tingkat universitas diraih oleh Muchammad Sidqi Awalia Rahman,
S.AG, M.PD program studi Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan pencapaian nilai
IPK 4,0 dan masa studi 1 tahun 6 bulan.
Sementara itu, wisudawan
terbaik sarjana program studi Sejarah Peradaban Islam (SPI) fakultas Ushuluddin
Adab dan Humaniora sekaligus menjadi wisudawan terbaik tingkat universitas
dengan IPK 3,92 yakni Adzkiya Zayyan Mauizah, S.Hum.
Adzkiya mengungkapkan salah satu role modeyang ia kagumi dan menjadi inspirasi baginya adalah Rektor UIN sendiri, yakni Mohammad Roqib.
Menurutnya, Abah Raqib (sapaan bagi santri An-Najah) merupakan sosok inspiratif bagi dirinya. “Pinginnya seperti abah Raqib, beliau itu motivator yang bener-bener besar banget jasanya bagi aku sendiri”.
Ia menambahkan pihak
kampus pun turut ikut andil sehingga sampai pada titik saat ini. “Dari
pembimbing akademik saya, setiap semester sering mengadakan pertemuan dan
diberi semangat juga motivasi. Karena semangat itu yang akan jadi terobosan
besar untuk kamu meraih apa yang kamu capai”. Ungkapnya.
Kedepannya Adzkiya
berencana untuk melanjutkan studi S2 dan disambi dengan kerja. Ia berharap dan
berpesan kepada teman-teman yang sedang dalam masa kuliah atau menyelesaikan
skripsinya agar terus berusaha dan mencoba.
“Terutama bagi temen-temen yang sedang memperjuangkan skripsi, pokonya semangat jangan takut mencoba, apapun yang ingin kita eksplor terus dicoba dan jika tidak dicoba kita tidak tahu hasilnya dan impact ke diri kita”. Jelas Adzkiya.
Reporter : Ani Safitri, Murti Zaujah, Arif Agung, Azriel Elkautsar dan Aida Fitriani
Editor : Tim Redaksi LPM Saka
min, bagaimana tanggapan mimin redaksi terkait orang-orang banyumas yang tidak melestarikan budaya penginyongan, malahan mereka lebih sering menggunakan kata lu/ gue di lingkungan kampus. ini real terjadi fakta dilingkungan.
ReplyDeletePost a Comment
Apa pendapat kamu mengenai artikel ini?