Foto Habib Ja'far dan Gus Habib saat Talkshow Keberagaman (Dok. Panitia DAF 2022) |
Purwokerto, LPM SAKA – 500 mahasiswa dari delegasi Fakultas Dakwah dan mahasiswa umum antusias mengahadiri opening ceremony Da’wah Anniversary Festival (DAF) 2022 ke-25 pada Minggu, (25/09/2022) pagi. Antusias mereka muncul karena Habib Husein Ja’far Al-Hadar menjadi bintang tamu pada acara tersebut di Auditorium Utama Universitas Islam Negeri (UIN) Prof. K. H. Saifuddin Zuhri Purwokerto.
Acara ceremony ini menjadi momentum syukuran milad Fakultas Dakwah ke-25 dengan prosesi “Potong Tumpeng”. Wakil Dekan III bidang Kemahasiswaan, Dr. Musta’in, M.Si. mewakili sambutan Dekan yang tidak dapat menghadiri acara tersebut.
“Mudah-mudahan hari ulang tahun yang ke 25 ini semakin menambah kedewasaan Fakultas Dakwah. Bersama dalam mewujudkan kesejahteraan yang didasari dengan iman yang kuat”, ucap Musta’in.
Selain itu, dalam sambutan ketua panitia, Hafidz Alfan berharap agar Indonesia berdaulat adil dan Makmur.
“Untuk mewujudkan Indonesia emas yang berdaulat, adil dan Makmur maka diperlukan nilai-nilai kepeloporan pada diri pemuda dalam hal ini adalah mahasiswa”, ucap Alfan.
Pada acara Talkshow keberagaman, Habib Ja’far banyak memberikan pengalaman hidupnya tentang proses menjadi seorang dai kitab yang senang menulis. Hobi menulis Habib Ja’far sudah muncul sejak usia 12 tahun.
“Sampai pada puncaknya ketika saya menduduki bangku perkuliahan bisa menulis tujuh sampai sepuluh artikel perhari. Dorongan menulis itu muncul karena kebutuhan makan pribadi”, jelas Habib Ja’far.
Ia juga menambahkan bahwasannya sosok ayahnya juga ikut mendorong kesenangannya dalam dunia menulis.
“Mindset saya tertular dari ayah saya yang menyuntukan untuk berdakwah. Dakwah itukan ada dua, Khitobi dan Kutubi. Saat itu saya tidak bisa khitobah maka saya memilih jalur dakwah kutubi dengan menulis”, imbuh Habib kalangan pemuda tersesat.
Dakwah Digital Jalur Youtubi
Dewasa ini Habib Ja’far menjadi trend center dakwah di kalangan anak muda. Habib Ja’far menjadi The Protector, The Light of The Darkness bagi pemuda tersesat. Di channel Youtube Habib Ja’far mendakwahkan Islam dengan lebih segar.
“Menurut riset 63% orang Indonesia belajar Islam dari internet dan 73% tergabung dengan internet untuk menggali informasi. Dari situlah saya membuat youtube channel, karena mengelola wilayah digital secara batin namanya wali yutubi.”, Jelas Habib Ja’far.
Selain itu Habib Ja’far juga menyatakan bahwa cahaya keislaman harus terus dinyalakan dan berupaya untuk menutupi kegelapan.
“Tugas kita di tengah kegelapan itu bukan mengutuk kegelapan tapi menyalakan cahaya”, tutur Habib Ja'far
Bincang Sinergitas Keberagaman
Menemani Habib Ja’far, Gus Habib juga menjadi bintang tamu pada talkshow keberagaman tersebut. Ia mengatakan bahwa agama tidak akan mungkin bisa diadu jika problematika keagamaan bisa ada dialognya.
“Kita melihat apa yang didiskusikan dan dibicarakan secara radikal dengan bebas berbagai agama, itu adalah dimensi yang religious. Agama tidak bisa diadu,” jelas Gus Habib.
Ia menambahkan bahwa sosok Habib Ja’far sebagai subjek yang senang mendialogkan keimanan sehingga membawa ajaran yang rahmatan lil alamin.
“Secara rasional Indonesia mengetahui bahwa bisa mendialogkan keimanan. Salah satunya Habib Ja’far semoga bisa menjadi kekuatan dari Rahmatan lil alamin”, ungkap Gus Habib.
Sebagai penutup Habib Ja’far memberikan closing statement untuk para jamaah tersesat yang hadir.
“Gali semua potensi emas yang ada dalam diri yang hakikatnya disisipkan oleh Allah SWT sebagai keunikannya tersendiri. Kemudian kabarkan itu ke media sosial hingga menjadi viral dalam pengertian positif”, tutup Habib Ja’far Al-Hadar.
Reporter: Aida Fitriani, Disya Aghistiharah, Novia Wiwit Noer, dan Siti Maftukhah
Editor: Pandika Adi Putra
Post a Comment
Apa pendapat kamu mengenai artikel ini?