Purwokerto, LPM Saka
- Saat ini
Indonesia tengah mengejar ketertinggalannya untuk melakukan vaksinasi secara
merata di seluruh daerah. Program vaksinasi merupakan cara untuk meningkatkan herd immunity dan mencegah penyebaran
Virus Covid-19.
Salah
satunya Universitas Islam Negeri Prof K.H Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto yang menyelenggarakan Gerakan Vaksinasi Mahasiswa Nasional pertama di Auditorium UIN Saizu pada Senin (30/08/2021).
Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) UIN
Saizu, Moh. Fahmi Sahal menuturkan
kegiatan vaksinasi merupakan kali pertama. Pada gelombang ini, panitia hanya menyediakan
vaksin untuk mahasiswa UIN Saizu. Ke depan, vaksinasi ditargetkan pula untuk masyarakat umum.
“Harapannya UIN ini menjadi kampus yang
besar. Artinya apa, kita coba memberikan manfaat untuk masyarakat sekitar. Kita
ingin membuktikan bahwa UIN lebih baik,” kata Sahal.
Koordinator DEMA Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri
(PTKIN) Wilayah III Aden Farih menjelaskan, dosis vaksin yang disediakan di
UIN Saizu masih kurang. Ke
depan, diharapkan bisa diadakan vaksinasi gelombang kedua agar
memenuhi kebutuhan vaksin di UIN Saizu.
“Semoga di perjalanan ini berjalan dengan lancar, gerakan Vaksinasi Mahahasiswa Nasional. Dan kita bisa kembali kuliah, kembali kegiatan belajar
mengajar secara offline. Karena banyak mahasiswa yang mendambakan ini bisa
segera terealisasi,” tambahnya.
Sementara
itu, Kapolresta Banyumas Kombes Pol. Lukmanul Hakim mengingatkan, tanpa
protokol kesehatan sama saja vaksinnya tidak berlaku.
“Kuncinya
adalah bagaimana kita melaksanakan protikol kesehatan,” ungkapnya.
E-Tiket Bermasalah
Beberapa mahasiswa sempat mengeluh karena tidak mendapatkan e-tiket meskipun telah mendaftar vaksinasi melalui
link google formulir yang
disediakan oleh
panitia. Pasalnya, e-tiket tersebut merupakan salah satu syarat mahasiswa agar dapat menerima
vaksin.
Menanggapi ini Ketua Dema UIN
Saizu Moh. Fahmi Sahal menjelaskan, hal tersebut dikarenakan mahasiswa yang berulang kali
mendaftar pada google form. Sehingga, data mahasiswa tidak terbaca oleh sistem.
“Masalahnya begini, kita kan
menginformasikan untuk seluruh peserta yang vaksin itu menyertakan nomer HP
aktif yang bisa kita hubungi melalui SMS. Tapi kebanyakan dari 1.800 data
yang kita punya,
kemudian kita validasi, diambil 1.300 untuk melaksanakan vaksinasi hari ini. Itu sebagian besar tidak bisa
dikomunikasikan melalui SMS atau telepon karena rata-rata itu nomer WhatsApp,” tuturnya.
Sahal menambahkan, bagi mahasiswa yang tidak mendapat
e-tiket dapat mendaftar kembali saat vaksinasi gelombang kedua dilaksanakan. Pihaknya
tidak akan mengalihkan mahasiswa ini ke tempat lain, melainkan tetap
mengusahakan untuk mendapatkan vaksinasi di UIN Saizu.
Vaksin Untuk Kuliah Offline
Jika vaksinasi berjalan lancar, pembelajaran offline dapat
segera dilaksanakan. Rektor UIN Saizu Moh. Roqib mengungkapkan, pembelajaran offline rencananya akan dilaksanakan pada
semester ini. Namun, karena kasus positif Covid-19 di Banyumas meningkat,
pihaknya mengundur pada semester genap.
“Maka semester genap yang akan datang
penyelenggaraan perkuliahan offline.
Kalau tidak bisa total ya berarti fifty-fifty, antara online dan offline. Itu bisa dilaksanakan dengan sesegera
mungkin,” ungkap
Moh. Roqib.
Ia juga menerangkan, mahasiswa UIN Saizu yang telah menerima vaksinasi
sebanyak 3.000
mahasiswa. Sedangkan dosen dan tenaga pendidik lainnya sudah mencapai angka 90%
lebih.
“3.000 itu dimungkinkan karena hitungan
terpisah-pisah.
Dari keluarga besar UIN Saizu ini ada yang dilingkungan pesantren, ada yang ikut di sini (red : Auditorium UIN Saizu), ada yang ikut di
desanya masing-masing,” tambahnya.
Moh.
Roqib memperkirakan, dari jumlah sekitar 14.000 mahasiswa, masih banyak yang
belum melakukan vaksin. Sementara untuk
perkuliahan offline, pihaknya tidak membatasi semester. Karena salah satu
syarat mengikuti perkuliahan offline nantinya adalah sertifikat vaksin.
Antusias Mahasiswa
Banyak
mahasiswa UIN Saizu merespon
positif kegiatan vaksinasi ini. Seperti salah satu
mahasiswa Hukum Ekonomi Syariah, Azizah Luthfi Nur Utami. Azizah mengaku
mendapat informasi vaksinasi dari salah satu teman melalui WhatsApp. Vaksinasi
yang ia lakukan sebagai bentuk ikhtiar agar terhindar dari Covid-19.
“Luar
biasa ya. Saya kira akan lama karena kemarin sempat dengar itu pesertanya ada 1.000
lebih. Tapi ternyata sangat cepat sekali,” terangnya saat diwawancarai LPM Saka (30/8).
Ia
merasa beruntung mendapat kesempatan ini karena menurut yang dibaca,vaksin moderna
memiliki efektivitas dalam melawan virus Covid-19 sekitar 90%.
“Segera
vaksin. Bismillah kalau misal masih takut semangat aja dan Insya Allah kalau niat
kita baik nanti juga hasilnya akan baik pula buat kita,” ungkapnya.
Senada
dengan Azizah, salah satu mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam Farhan Nur
Effendi mengaku tidak terpengaruh
dengan isu miring tentang vaksin yang beredar di
masyarakat. Menurutnya, sudah banyak yang
melakukan vaksin dan tidak menimbulkan gejala yang bersifat massif setelahnya.
“Yang belum vaksin, ayo vaksin. Yang jelas ini suatu bentuk dari diri
kita untuk menjaga.
Bukan hanya diri sendiri saja,
tapi keluarga dan lingkungan kita,”
tutupnya.
Reporter
: Gema Sahara dan Ulfatul Khoolidah
Editor : Fatih Amrulloh
Post a Comment
Apa pendapat kamu mengenai artikel ini?