Para demonstran ditahan di area parkir Polda Metro Jaya Jakarta Selatan saat aksi unjuk rasa tolak UU Cipta Kerja, Kamis (8/10/2020) (foto : istimewa) |
LPM SAKA, JAKARTA – Tiga orang mahasiswa IAIN Purwokerto ditangkap petugas kepolisian saat hendak mengikuti aksi unjuk rasa tolak Undang-Undang Cipta Kerja di Senayan Kamis, (8/10/2020).
Berdasarkan informasi, ketiga mahasiswa tersebut merupakan mahasiswa semester satu IAIN Purwokerto asal Jakarta. Yakni Luqmanul Hakim Prawira mahasiswa jurusan Bimbingan Konseling Islam, Adib Abdul mahasiswa jurusan Sejarah Peradaban Islam dan Luki mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Arab.
Luqman menceritakan, ia bersama rombongan yang berjumlah lima orang mengenakan atribut hitam-hitam, ia hendak mengikuti aksi unjuk rasa di Gedung DPR RI Senayan, Jakarta. Mereka janjian dan berkumpul di Bilangan Palmerah, Jakarta Barat.
“Ketika tiba di Palmerah, kami semua berlima sudah berkumpul. Yaitu, Saya bersama Adib dan Luki. Kemudian dua teman kami lainnya bernama Fahsya dan Jafar yang juga merupakan mahasiswa semester satu IAIN Purwokerto,” ujar Luqman kepada LPM Saka saat dihubungi, Sabtu (10/10/2020).
Lanjutnya, situasi saat itu sudah banyak anggota kepolisian yang berjaga dan melakukan sweeping kepada para demonstran. Karena kondisi yang tidak memungkinkan, mereka yang berjumlah lima orang sengaja untuk memisahkan diri.
“Disitu kami berpisah dengan dua teman kami. Sedangkan Saya tetap bersama Adib dan Luki,” lanjutnya.
Kemudian, ketiganya tidak langsung berangkat menuju gedung DPR, mereka memilih membeli kopi dahulu di penjual kopi keliling yang menggunakan sepeda. “Tiba-tiba ada mobil polisi dan motor polisi mendatangi kami, ia melihat kartu identitas saya. Gak dintanyain apa-apa, kami bertiga langsung dibawa mobil polisi,” ujarnya.
“Kami dibawa ke halaman belakang gedung DPR RI, ternyata di situ juga sudah banyak demonstran yang tertangkap. Para demonstran yang tertangkap disuruh buka baju untuk dijemur dan jalan jongkok,” tambahnya.
Setelah itu, kata dia, sekitar setelah waktu ashar, mereka dibawa ke Polda Metro Jaya Jakarta Selatan. Para demonstran dibawa ke Lapangan Polda untuk proses pendataan kemudian diinterogasi oleh petugas kepolisian.
“Kami dibawa ke area parkiran Polda, di situ banyak banget demonstran yang ditahan. Mungkin jumlahnya ratusan hingga ribuan. Akhirnya kami diinapkan di sana. Malamnya kami dikasih makan nasi kotak, satu nasi untuk dua orang dan air mineral yang disediakan secukupnya aja,” ucapnya.
“Ya cukup ga cukup, yang penting perut kita ke isi. Bahkan kalau persediaan air mineral sudah habis ya terpaksa saya minum air kran,” kata dia.
Lanjutnya, ketiganya bersama ratusan demonstran lainnya tertahan di Polda Metro Jaya selama satu malam hingga esoknya pada Jum’at (9/10/2020). Ia bersama dua temannya dibebaskan dengan bersyarat dan juga dijemput orang tua.
“Kami dibebaskan dengan syarat, tidak melakukan aksi unjuk rasa lagi. Padahal kami bertiga belum sempat ikut demo,” pungkasnya.
Reporter : Wahid Fahrur Annas
Editor : Umi Uswatun Hasanah
Post a Comment
Apa pendapat kamu mengenai artikel ini?