Spanduk bernada sindiran terpampang di Gedung A Fakultas Tarbiyah (10/6/2020)
LPM
Saka, Purwokerto – Aksi protes terhadap tindak lanjut
terkait subsidi kuota internet dan Uang Kuliah Tunggal (UKT) dilayangkan oleh
oknum. Mereka memasang spanduk bekas yang ditulis dengan warna merah di Gedung A Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK). Potret spanduk tersebut tersebar di
aplikasi WhatsApp, Rabu (10/06/2020) siang.
Dari
potret yang beredar, ada tiga spanduk yang terpasang. Masing-masing menyampaikan
sindiran mahasiswa terkait ketidakjelasan kebijakan subsidi kuota dan UKT.
Sementara itu, salah satu spanduk berisikan pertanyaan sindiran, ditujukan
kepada Dewan Eksekutif Mahasiswa Institut (DEMA I) dan Senat Mahasiswa (SEMA).
“Koe
sih pada nengengdi? #DEMA I #SEMA kemana?” tulis oknum tersebut.
Namun,
aksi ini rupanya belum diketahui oleh petugas keamanan kapan kejadian yang
pasti, “ Kurang paham malah mba, baru tau, kalo masuk dan ada kepentingan ya
boleh mba,” ujar Petugas Keamanan Arifin saat dihubungi LPM Saka, Rabu
(10/06/2020).
Diketahui,
gedung perkuliahan tempat pemasangan spanduk berada di Gedung A tidak terpasang
CCTV. Pasalnya, CCTV yang terpasang berada di area gedung G dan gedung baru.
Sementara
itu, menurut Ketua SEMA I Manan Khasbuloh, kemungkinan oknum pemasang spanduk
tidak mengetahui usaha yang telah dilakukan SEMA dan DEMA. “Mungkin yang buat
itu belum tau ikhtiar anak-anak SEMA Dema dalam perkara pandemi ini,” ujar Manan
saat dihubungi oleh LPM Saka, Rabu (10/06/2020).
Bernada
sama, DEMA I juga menyayangkan aksi tersebut. Pasalnya, Ketua DEMA I Shaufi
Fernanda merasa DEMA dan SEMA sudah memperjuangkan keresahan mahasiswa terkait
subsidi kuota dan UKT.
“Sangat
menyayangkan adanya DEMA dan SEMA disertakan, padahal kita semua sudah tau
bahwa DEMA dan SEMA udah memperjuangkan dari bulan April,” Ujar Shaufy saat
dihubungi oleh LPM Saka, Rabu (10/06/2020).
Tiga Spanduk bernada sindiran terpampang di Gedung A Fakultas Tarbiyah (10/6/2020)
Dugaan Pelaku Pemasangan Spanduk Anonim
Aliansi
Mahasiswa Fakda (AMF) yang akrab disebut Fakda Bergerak mengaku sempat dituduh
sebagai pemasang spanduk berisi sindiran. Salah satu anggota Fakda Bergerak
Syarif Hidayat menerima pesan berisi potret spanduk sekaligus pertanyaan siapa
yang membuatnya. Lantaran merasa tidak membuat dan menempel spanduk tersebut,
Syarif mengaku tidak tahu.
“Aku
jawab enggak tahu, terus dia bilang lagi kirain dari jaringan Fakda Bergerak,”
ujarnya saat dihubungi LPM Saka, Kamis (11/06/2020).
Sementara
itu, Syarif memaklumi hal tersebut. Pasalnya, Fakda Bergerak memang tidak
dinaungi langsung oleh Lembaga Eksekutif seperti DEMA maupun SEMA. Namun,
Syarif juga melihat kemungkinan bahwa opini tersebut sengaja dibuat agar menuju
ke Fakda Bergerak.
“Kalo
kita kan bukan atas nama eksekutif. Mungkin ada yang sengaja biar opininya
mengarah ke kita,” ungkapnya.
Kendati
demikian, Syarif juga mengaku kurang mendapat informasi perihal kinerja Lembaga
Eksekutif. Pasalnya, ia merasa DEMA I tidak memperbarui informasinya secara
berkala kepada seluruh mahasiswa. Saat mengecek akun Instagram @dema.iainpwt,
pada kolom feednya juga tidak diperbarui program kerja yang sudah dilaksankan.
“Atau
memang sengaja proker dan hal yang dilakukan dirahasiakan supaya surprise kita
juga ngga tahu. Tapi yang perlu digarisbawahi, lawan kita (Fakda Bergerak)
bukan DEMA Maupun SEMA, tapi tidak transparannya birokrat,” pungkas Syarif.
Bernada
sama, 'Kotak Aspirasi' gerakan yang menghimpun data keberatan UKT penuh dan
digagas oleh mahasiswa Dakwah, Syariah dan Fuah juga mendapat tuduhan hal
serupa. Koordinator Kotak Aspirasi Muhammad Alfi Kautsar mengaku mendapat
tuduhan yang mengarah kepada gerakannya.
Namun,
Alfi juga membantahnya. Pasalnya, saat aksi tersebut, Kotak Aspirasi sedang
membagikan pamflet survei kepada mahasiswa. Namun, Alfi mengaku aksi tersebut
harusnya dijadikan instropeksi jajaran SEMA dan DEMA. “Kenapa hal itu bisa
terjadi bukankah hal yang sama yang mendasari hal itu. Kan juga untuk membuat
teman-teman yang lain bangkit untuk berjuang kembali,” pungkas Alfi.
Hingga berita ini diterbitkan, belum diketahui siapa pelaku aksi yang memasang spanduk bernada sindiran tersebut.
Reporter :
Annisa Kusuma Warnori
Editor :
Umi Uswatun Hasanah
Post a Comment
Apa pendapat kamu mengenai artikel ini?