Banjarnegara,
LPM Saka – Ada beragam komunitas di Fakultas
Dakwah Institut Agama Islam (IAIN) Purwokerto. Di mana masing-masing komunitas
mempunyai kekhasan dalam merayakan hari jadinya.
Digagas dua tahun yang lalu, Komunitas Pegerak Sosial (Kompos) yang
didalangi oleh Elur, Hepeng, Kentung, Vili, dkk, gelar pertunjukkan Dalang
Jemblung di Bukit Rumpit. Dengan menggandeng pemuda dan warga sekitar Bukit
Rumpit, Banjarnegara, 27-29 April 2018.
Melalui pertunjukan yang diisi pesan sosial, Dalang Jemblung
bersama keempat wayangnya ajak warga sekitar untuk menjadi manusia yang bermanfaat salah satunya
dengan gotong royong. Bahkan, warga berkesempatan untuk berdialog langsung
dengan Dalang Jemblung mengenai makna tumpeng
dan janur.
“Tumpeng artinya tumindake sing lempeng. Ana
lawuh lah, teri, tempe. Ora segetih tapi seduluran ketemu bareng-bareng berkat
cinta maring gusti Alloh. Janur kue tegese akeh manfaate. Nggo gawe kupat,
glugune ya kanggo nggawe,” ujar Dalang Jemblung, saat pertunjukkan di Bukit
Rumpit, Sabtu, (28/4).
Sehingga, pertunjukan tersebut menarik perhatian warga sekitar mulai
dari anak-anak, orang tua, sampai mahasiswa dari komunitas Fakultas Dakwah. Di
penghujung pertunjukan, sang dalang mengajak warga menyanyikan tembang “Sugih
Tanpa Banda” karya Sujiwa Tejo.
Bertemakan
“Cahaya di Bukit Rumpit”, Kompos beserta pengelola wisata berupaya untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar Bukit Rumpit dengan menarik para
wisatawan agar berkunjung. Lantaran Track
bike terpanjang se-Jawa Tengah dengan panjang area 5,5 km disebut-sebut
menjadi salah satu hal yang menarik dari Bukit Rumpit.
"Semoga bukit
rumpit semakin berkembang dan semakin dikenal di jagat raya sehingga membuat
perekonomian warag sekitar bukit rumpit semakin berkembang," ungkap
Viliana Farita selaku ketua umum Komunitas Pegerak Sosial (Kompos).
Reporter : Khoirul Malik Al Farisy
Editor :
Umi Uswatun Hasanah
Post a Comment
Apa pendapat kamu mengenai artikel ini?