Purwokerto - Bahasa Banyumas atau sering disebut bahasa ngapak-oleh masyarakat luar Banyumas-merupakan bahasa dengan dialek yang khas, dialek ini disebut Banyumasan. Akan tetapi di era sekarang ini, tidak jarang anak muda yang merasa enggan berbahasa Banyumas, padahal bahasa banyumas merupakan sebuah kearifan lokal yang harus dilestarikan.
Sebagai kampus yang terletak di wilayah Kabupaten Banyumas, IAIN Purwokerto khususnya Fakultas Dakwah menunjukkan keperduliannya terhadap bahasa Banyumas. Hal ini dibuktikan dengan digelarnya Workshop Penyiaran Berbahasa Banyumas bekerjasama dengan Radio Republik Indonesia (RRI) Purwokerto pada Senin pagi (28/9), bertempat di gedung student center IAIN Purwokerto. Workshop diikuti oleh kurang lebih 30 mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam dan anggota komunitas Radio Star FM.
Dijelaskan oleh Arsam M.Si selaku ketua panitia dan Kepala Laboratorium Fakultas Dakwah, bahwa workshop ini selain dalam rangka melestarikan budaya Banyumas juga merupakan salah satu wujud dari perbaikan diri fakultas berdasarkan saran dan masukan yang diberikan oleh tim asesesor saat diadakan visitasi IAIN Purwokerto. Beliau berharap dengan adanya penyiaran berbahasa Banyumas akan menjadi ciri khas Radio Star FM yang membuatnya berbeda dengan radio-radio lain.
Workshop secara langsung disambut dan dibuka oleh Drs. Zainal Abidin, M.Pd. Dalam sambutannya, beliau menghimbau agar para mahasiswa, khususnya mahasiswa KPI tidak sungkan menggunakan bahasa Banyumas saat siaran. Jangan sampai bahasa Banyumas menjadi asing bahkan punah karena jarang digunakan.
Hadir sebagai pemateri yaitu A. Setia Hariyadi, ST Koordinator Penyiar di RRI Pro 2 Purwokerto dan moderator yaitu Umi Halwati, M.Ag dosen Fakultas Dakwah IAIN Purwokerto. Pemateri menyampaikan mengenai dasar dan teknik penyiaran berbahasa Banyumas. Antusias para peserta terlihat dari begitu aktifnya mereka mengajukan pertanyan-pertanyaan yang berkaiatan dengan kepenyiaran kepada narasumber. [Ap]
Dijelaskan oleh Arsam M.Si selaku ketua panitia dan Kepala Laboratorium Fakultas Dakwah, bahwa workshop ini selain dalam rangka melestarikan budaya Banyumas juga merupakan salah satu wujud dari perbaikan diri fakultas berdasarkan saran dan masukan yang diberikan oleh tim asesesor saat diadakan visitasi IAIN Purwokerto. Beliau berharap dengan adanya penyiaran berbahasa Banyumas akan menjadi ciri khas Radio Star FM yang membuatnya berbeda dengan radio-radio lain.
Workshop secara langsung disambut dan dibuka oleh Drs. Zainal Abidin, M.Pd. Dalam sambutannya, beliau menghimbau agar para mahasiswa, khususnya mahasiswa KPI tidak sungkan menggunakan bahasa Banyumas saat siaran. Jangan sampai bahasa Banyumas menjadi asing bahkan punah karena jarang digunakan.
Hadir sebagai pemateri yaitu A. Setia Hariyadi, ST Koordinator Penyiar di RRI Pro 2 Purwokerto dan moderator yaitu Umi Halwati, M.Ag dosen Fakultas Dakwah IAIN Purwokerto. Pemateri menyampaikan mengenai dasar dan teknik penyiaran berbahasa Banyumas. Antusias para peserta terlihat dari begitu aktifnya mereka mengajukan pertanyan-pertanyaan yang berkaiatan dengan kepenyiaran kepada narasumber. [Ap]
Post a Comment
Apa pendapat kamu mengenai artikel ini?